Pramuka

Lambang Pramuka



Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.
"Pramuka" merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Sedangkan yang dimaksud "kepramukaan" adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

GERAKAN PRAMUKA INDONESIA (The Indonesia Scout Movement)

Sejarah Kepramukaan

Scouting yang di kenal di Indonesia dikenal dengan istilah Kepramukaan, dikembangkan oleh Lord Baden Powell sebagai cara membina kaum muda di Inggris yang terlibat dalam kekerasan dan tindak kejahatan, beliau menerapkan scouting secara intensif kepada 21 orang pemuda dengan berkemah di pulau Brownsea selama 8 hari pada tahun 1907. Pengalaman keberhasilan Baden Powell sebelum dan sesudah perkemahan di Brownsea ditulis dalam buku yang berjudul “Scouting for Boy”.
Melalui buku “Scouting for Boy” itulah kepanduan berkembang termasuk di Indonesia. Pada kurun waktu tahun 1950-1960 organisasi kepanduan tumbuh semakin banyak jumlah dan ragamnya, bahkan diantaranya merupakan organisasi kepanduan yang berafiliasi pada partai politik, tentunya hal itu menyalahi prinsip dasar dan metode kepanduan.
Keberadaan kepanduan seperti ini dinilai tidak efektif dan tidak dapat mengimbangi perkembangan jaman serta kurang bermanfaat dalam mendukung pembangunan Bangsa dan pembangunan generasi muda yang melestarikan persatuan dan kesatuan Bangsa.
Memperhatikan keadaan yang demikian itu dan atas dorongan para tokoh kepanduan saat itu, serta bertolak dari ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960, Presiden Soekarno selaku mandataris MPRS pada tanggal 9 maret 1961 memberikan amanat kepada pimpinan Pandu di Istana Merdeka. Beliau merasa berkewajiban melaksanakan amanat MPRS, untuk lebih mengefektifkan organisasi kepanduan sebagai satu komponen bangsa yang potensial dalam pembangunan bangsa dan negara.
logo PramukaOleh karena itu beliau menyatakan pembubaran organsiasi kepanduan di Indonesia dan meleburnya ke dalam suatu organisasi gerakan pendidikan kepanduan yang tunggal bernama GERAKAN PRAMUKA yang diberi tugas melaksanakan pendidikan kepanduan kepada anak-anak dan pemuda Indoneisa. Gerakan Pramuka dengan lambang TUNAS KELAPA di bentuk dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961.
Meskipun Gearakan Pramuka keberadaannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961, namun secara resmi Gerakan Pramuka diperkenalkan kepada khalayak pada tanggal 14 Agustus 1961 sesaat setelah Presiden Republik Indonesia menganugrahkan Panji Gerakan Pramuka dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961. Sejak itulah maka tanggal 14 Agustus dijadikan sebagai Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka.
Perkembangan Gerakan Pramuka mengalami pasang surut dan pada kurun waktu tertentu kurang dirasakan pentingnya oleh kaum muda, akibatnya pewarisan nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah Pancasila dalam pembentukan kepribadian kaum muda yang merupakan inti dari pendidikan kepramukaan tidak optimal. Menyadari hal tersebut maka pada peringatan Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka ke-45 Tahun 2006, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Revitalisasi Gerakan Pramuka. Pelaksanaan Revitalisasi Gerakan Pramuka yang antara lain dalam upaya pemantapan organisasi Gerakan Pramuka telah menghasilkan terbitnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang GERAKAN PRAMUKA.


Sumsel Siap Gelar Jambore Nasional Pramuka

        
  Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H menilai Sumatera Selatan sudah sangat siap sebagai penyelenggara Jambore Nasional (Jamnas) yang akan digelar tanggal 2-9 Juli 2011 mendatang.
 Jamnas yang akan digelar di kawasan Agrowisata Danau Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) akan diikuti oleh sekitar 20 ribu anggota Gerakan Pramuka dari berbagai Provinsi di Indonesia dan perwakilan negara-negara Asia Tenggara.
Kak Azrul Azwar kepada wartawan usai rapat koordinasi di Auditorium Pemprov Sumsel, (4/1) mengatakan, pelaksanaan Jamnas Pramuka di luar Pulau Jawa ini baru dua kali digelar. Pertama di Bumi Perkemahan Sibolangit Sumatera Utara pada tahun 1977, dan yang kedua ini insya-Allah akan diselenggarakan di Sumatera Selatan.
“Saya melihat dari semua paparan kesiapan, Sumsel jauh lebih siap dibandingkan Jambore Nasional yang pernah digelar. Karena saat ini perencanaanya sudah dilakukan jauh-jauh hari dengan pembagian tugas masing-masing sudah terinci dengan baik,” katanya.
Kendati baru bulan Juli nanti pertemuan akbar Pramuka Penggalang ini digelar, akan tetapi secara infrastruktur dan fasilitas di bumi perkemahan sudah selesai lebih awal, yakni April sehingga kawasan Bumi Perkemahan Teluk Gelam bisa dilakukan simulasi Jambore.
Selanjutnya Bumi Perkemahan Teluk Gelam diharapkan bisa menjadi pusat pendidikan Pramuka di Sumsel dan sekitarnya.
“Saya berharap Gugus Depan Pramuka di sekolah-sekolah sudah harus aktif lagi sehingga dapat mengoptimalkan bumi perkemahan dan bisa membentuk instruktur andalan,” kata Azrul.
Sementara itu Asisten III Setda Provinsi Sumsel, dr. Aidit Aziz mengatakan, Pemprov Sumsel sangat serius dengan Jamnas ini karena pemerintah membackup kegiatan dengan dana sebesar 14 miliar untuk persiapan pembangunan infrastruktur. Pasalnya, momentum Jamnas Pramuka yang diikuti 33 Provinsi di Indonesia dan utusan pramuka dari negara Asia Tenggara yang notabene juga adalah negara peserta SEA Games XXVI.
“Dalam tahun 2011 ini, Sumsel sangat padat dan ramai dengan kegiatan skala nasional dan internasional karena pada November digelar pembukaan SEA Games yang diresmikan oleh Presiden SBY. Jadi Pak SBY datang ke Sumsel dalam satu tahun ini bisa dua kali bahkan lebih,” katanya.

Wk. redaksi, sumber: Sriwijaya Post


http://www.pramukarek.or.id/